Get Gifs at CodemySpace.com

Senin, 09 Mei 2011

BErhentilah jadi Gelas !

Seorang guru mendatangi seorang muridnya
ketika wajahnya belakangan ini selalu
tampak murung.
Kenapa kau selalu murung, nak?
Bukankah banyak hal yang indah di dunia
ini?
Ke mana perginya wajah bersyukurmu? ?
sang Guru bertanya.
Guru, belakangan ini hidup saya penuh
masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum.
Masalah datang seperti tak ada habis-
habisnya, jawab sang murid muda.
Sang Guru terkekeh. ?Nak, ambil segelas air
dan dua genggam garam.
Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana
hatimu itu.
Si murid pun beranjak pelan tanpa
semangat. Ia laksanakan permintaan
gurunya itu, lalu kembali lagi membawa
gelas dan garam sebagaimana yang diminta.
Coba ambil segenggam garam, dan
masukkan ke segelas air itu, kata Sang
Guru. ?Setelah itu coba kau minum airnya
sedikit.
Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini
meringis karena meminum air asin.
Bagaimana rasanya?? tanya Sang Guru.
Asin, dan perutku jadi mual, jawab si murid
dengan wajah yang masih meringis.
Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah
muridnya yang meringis keasinan.
Sekarang kau ikut aku.Sang Guru membawa
muridnya ke danau di dekat tempat mereka.
Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke
danau.?
Si murid menebarkan segenggam garam
yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa
asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin
meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak
dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di
hadapan mursyid, begitu pikirnya.
Sekarang, coba kau minum air danau itu,kata
Sang Guru sambil mencari batu yang cukup
datar untuk didudukinya, tepat di pinggir
danau.
Si murid menangkupkan kedua tangannya,
mengambil air danau, dan membawanya ke
mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau
yang dingin dan segar mengalir di
tenggorokannya, Sang Guru bertanya
kepadanya, Bagaimana rasanya??
Segar, segar sekali,kata si murid sambil
mengelap bibirnya dengan punggung
tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari
aliran sumber air di atas sana . Dan airnya
mengalir menjadi sungai kecil di bawah.
Dan sudah pasti, air danau ini juga
menghilangkan rasa asin yang tersisa di
mulutnya.
Terasakah rasa garam yang kau tebarkan
tadi??
Tidak sama sekali,kata si murid sambil
mengambil air dan meminumnya lagi. Sang
Guru hanya tersenyum memperhatikannya,
membiarkan muridnya itu meminum air
danau sampai puas.
Nak, kata Sang Guru setelah muridnya selesai
minum. Segala masalah dalam hidup itu
seperti segenggam garam. Tidak kurang,
tidak lebih. Hanya segenggam garam.
Banyaknya masalah dan penderitaan yang
harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu
sudah dikadar oleh Tuhan, sesuai untuk
dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja,
tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap
manusia yang lahir ke dunia ini pun
demikian. Tidak ada satu pun manusia,
walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari
penderitaan dan masalah.?
Si murid terdiam, mendengarkan.
Tapi Nak, rasa asin dari penderitaan yang
dialami itu sangat tergantung dari besarnya
hati yang menampungnya. Jadi Nak, supaya
tidak merasa menderita, berhentilah jadi
gelas. Jadikan hati dalam dadamu itu jadi
sebesar danau....
Dan selalulah bisa mempunyai hati yg selalu
bisa mengucap syukur untuk segala hal yg
terjadi dalam hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar