Namanya Dearly, seorang cewek ABG yang biasa aja. Berhasil menembus SMP favorit di kota ini dengan nilai yang lumayan. Mungkin karena terbantu dengan nilai EBTANAS matematika nya yang bener benr WOWW 10.00 . Memang Matematika adalah jagoan nya. Entah dari kapan dia sangat menyukai pelajaran yang sebagian besar menjadi momok para pelajar tingkat apapun… Dalam pembagian kelas di SMP itu, dia di tempatkan di kalas 1C. Tanpa bertemu dengan kawan kawan semasa SD nya, dia berhasil berkenalan dengan beberapa teman baru nya, diantaranya Fitri. Yang kemudian menjadi teman sebangkunya. Sama sama suku jawa, bermata sipit dan berambut pendek.
Kehidupan Dearly biasa saja. Tanpa mengenal perbedaan status, karakter, ataupun lawan jenis teman temannya. Karena keinginannya sangat besar, ingin berteman dengan siapa saja. Termasuk Agung yang ada di 1E serta Faza di kelas 1B. Mereka bertiga selalu tampak akrab, saling bersapa ria saat bertemu di kantin atau saat pulang sekolah, karena tidak lain tidak bukan, mereka bertiga adalah tetangga. Ketiga sahabat itu memiliki keahlian masing2, dimana si Agung suka sekali menyanyi, sering menjuarai beberapa festival menyanyi, si Faza yang sangat interest dengan ilmu pengetahuan terutama soal eksak , baik biologi, fisika, elektronik dan matematika. Sedang si Dearly, sebagia cewek satu satunya diantara mereka, sangat sekali menyukai dunia panggung selain pelajaran matematika. Dia suka theater, tari dan seni vocal.
Ketiga nya selalu bertemu tiap pulang sekolah, berjalan beriringan dan saling menggoda. Itu hanya bertahan satu semester saja. Setelah itu persahabat mereka merenggang. Karena ada gosip, kalo Faza berpacaran dengan Dearly. Semenjak itu Agung lebih menjaga jarak antara mereka, padahal tidak seperti kenyataannya. Itu hanya gosip. Dearly sangat sayang pada mereka, dalam artian sahabat bahkan saudara, dan Faza pun yang termasuk cowok pendiam tidak mau gosip itu semakin menjadi akhirnya menjauhi Dearly. Tinggal Dearly yang merasa kehilangan mereka, dan nilai pelajaran pun semakin menurun, jauh dibawah 5 besar seperti semester semester sebelumnya.. Dearly tersiksa selama sekolah di SMP tersebut, pengen deket lagi sama mereka, bahkan gosip gosip yang membuat mereka terpisah, perasaan malu saat bertemu mereka semua jadi satu tercampur aduk di pendam Dearly sendiri.
Bahkan untuk pulang sekolah pun ketiganya mengambil jalan pulang sendiri sendiri. Yang mana Dearly selalu setia berjalan kaki, Faza yang sekarang naik Sepeda dan Agung yang sekarang naik angkot. Walaupun tidak pernah satu kelas dengan mereka, sebisa mungkin Dearly mengakrabkan selalu dengan kedua cowok tersebut. Tapi kenapa, Balasan sapaan dingin yang di dapat, bahkan mereka saling membuang muka. Ingin sekali Dearly pindah secepatnya dari sekolah itu, tapi dia tahu, dia tak akan bisa melakukannya. Selain ini SMP terbaik di kota kecil ini, tidak mungkin orangtuanya yang PNS mau melepaskan anak gadisnya pindah ke sekolah lain di luar kota, yang bahkan lebih baik kualitasnya sekalipun. Kelas 3 di lalui Dearly seperti terlalu lama dijalaninya.
Bahkan semuanya ingin terfokus dalam semua kegiatannya tanpa memikirkan kedua “mantan” sahabat sahabatnya itu, dengan les tari,les renang ataupun les matematika nya. Bahkan Dearly dengan sekuat tenaga berfikir agar bisa mengikuti olimpiade matematika sedunia. Namun sayang, rejeki tidak berpihak kepadanya, Dearly hanya mampu bertahan sampai tingkat Sejawa-Bali. Beban hidupnya terasa sangat bertambah, dia rasanya mau lari, Dalam pelarian kemana? Yang dia tau hanya kamar nya saja, plus meja belajar, aquarium serta kolam di depan jendela kaca nya. “Tidak ada waktu untuk berpikiran ke dua cowok itu lagi, aku padahal sayang mereka berdua sebagai saudara ku sendiri, tapi kenapa rasanya aku seperti dipisahkan dari saudara ku sendiri, sebentar lagi ujian nasional, aku ahrus belajar untuk melepaskan bayang bayang mereka sementara waktu. Paling nggak, sampai akhir mei ini. Semoga kita bisa di persatukan di SMA favorit di kota ini, amin” tanpa sadar, Dearly mendoakannya dengan lirih saat menatap buku belajarnya …
---------------------------------------------------
Pengumuman kelulusan pun tiba juga, berbeda jauh dengan bayangan Dearly selama ini. Nilai nya baik, cukup untuk masuk SMA favorit di kota kecil itu, yang dipikirkannya adalah mereka, Faza dan Agung. Agung nilainya terlalu rendah untuk masuk SMA favorit itu, dan Faza nilainya melambung jauh tinggi diatas temen2 satu sekolahnya, bahkan se-karisidenan dia menjadi rangking satu. “Oh.. Tuhan, aku harus bahagia apa ahrus sedih dengan semua ini? Kami akan terpisah satu sama lainnya” Dearly menunduk saat upacara kelulusan tersebut, tanpa terasa setetes air matanya mengalir, dan berharap sahabatnya menghampiri menyekanya. Dan harapan itu tidak terjadi ….
Di saat SMA
Dearly berhasil masuk di sekolah A favoritnya di kota kecil itu dengan rangking 40 dalam urutan masuknya, Agung masuk di sekolah lain B, dan Faza berhasil memasuki sekolah favorit di ibukota provinsi. Mungkin saat inilah Dearly merasa bener bener kehilangan dua sosok sahabatnya, dan memulai kehidupan baru di sekolahnya itu. Hampir semua kegiatan sekolah dia ikutin hanya untuk membuang jauh jauh kesediahannya yang tidak berujung itu. Dari Les tari, Les vocal, PMR, Kegiatan karate, Les renang , seni peran serta bergabung dalam band. Dalam Band tersebut, Dearly berada di Lead Vocal. Suaranya yang sedikit berat dia berhasil membuat temen temannya tersentuh dengan semua lagu yang dibawakannya.
Walaupun Band tersebut beraliran All of Rock, tidak membuat Dearly yang perempuan menjadi terkucil. Karena vokal nya lah yang bisa menghidupkan band nya tersebut. Dearly menjadi anak yang lebih cuek dengan keadaan SMA nya walaupun dia masih tetap menjadi pendengar yang baik, karena segala curahan hati temannya mampu dia atasi. Suatu ketika, ada lowongan untuk penyiar remaja di kota itu, Dearly iseng iseng mengikutinya, hasilnya diluar dugaannya, Dearly berhasil mendapatkan posisi tersebut. Mungkin karena dia bisa memilah kata2 serta korespodensi lagu yang dipunyainya.
Dengan seiring berjalannya waktu, suasana hati Dearly menjadi lebih baik, Karena punya pacar baru yang guru karate nya, yang punya kegiatan lebih banyak lagi di luar rumah, menjadi ketua umum subsekbid di OSIS sekolahnya serta banyaknya fans yang menjajar di ruang tunggu studio saat Dearly siaran. Kelulusan SMA sudah diambang pintu, Dearly ingin menyiapkan dirinya lebih matang lagi menghadapinya, segala aktifitas yang tidak ada sangkut pautnya dengan EBTANAS dia tinggalkan. Dari keluar dari band, tidak latihan karate lagi, tidak les renang untuk sementara waktu, bahkan untuk siaran pun , Dearly rela untuk resign. Semangat belajar harus dia dapatkan saat itu juga.
Sayang, masalah yang sebenarnya kecil, membuat hati Dearly tersakiti lagi, Kekasih yang dianggapnya setia ternyata berkecan dengan sahabat dekat dearly sendiri di depan matanya, bahkan berani bertemu di kelas Dearly. Kekuatan Dearly seakan runtuh saat itu juga. Dia memang harus melepaskan cowok yang sangat disayangnya, tanpa mau kembali lagi. Tapi walaupun dia iklas melepaskannya, dia tau, ini tak akan mudah baginya untuk melewati hal hal sulit sebelum kelulusannya. Bulan April itu dia berulangtahun, ada kejutan dari teman teman sekelasnya, dan Dearly tahu, teman temanya tidak iklas dalam memberikan ucapan selamat ulangtahun kepadanya, hanya untuk sebuat traktiran kecil… entahlah mungkin Dearly tidak ingin melanjutkan hidup saat itu, hingga dia bisa berfikiran jahat seperti itu. Karena seminggu sebelumnya, dia menerima kabar, bahwa PMDK nya di sebuah universitas negri gagal, ini berarti dia harus bekerja lebih keras lagi untuk belajar di UMPTN nanti, bahkan untuk memilih jurusan kuliah pun, Dearly belum bisa menentukan mau kemana studi yang ingin di tempuhnya, tapi Dearly tidak mau ke jurusan Hukum ataupun Jurusan Ekonomi, Bukan dunianya, begitu jawabnya setiap kali ditanya .
Masa Masa Kuliah
Sengaja Dearly memilih kampus ibu kota yang tidak ternama, menghindar dari teman teman asal kotanya bertemu lagi, dia ingin memilih kehidupan baru lagi, bersama teman teman barunya yang bisa membuat dia kembali tersenyum seperti waktu kecil dulu. Dan dia berhasil, tanpa seorangpun dari kehidupan masa lalunya mengganggu ketenangan harinya lagi, Dalam sehari , Dearly mampu berkenalan dengan anak2 calon mahasiswa di sana, bernyanyi lagi di acara inagurasi dan bisa menemukan band baru yang bisa menampung hobi lama nya itu, Ngamen di café pun bersama dengan band nya dia jalani, bukan demi uang, tapi demi membuang waktu yang tidak tahu untuk apa selain menyanyi, menghibur dia sendiri ataupun pengunjung café itu. Jalan jalan di mall adalah salah satu kegemarannya, bukan untuk fashion, tapi untuk buku, komik, majalah ataupun hanya windowshoping bersama teman temannya.
Suatu saat, Anton – teman dekatnya - berkelakuan aneh saat itu
“Dear, bisa kita ngomong “
“Hegh ? biasanya kita kan ngomong … Ngomong aja deh” kata Dearly sambil tersenyum renyah
“ehmmm,,,, “ Anton menunduk kikuk
Dearly juga ikut terdiam, bingung dengan temannya yang biasa nya banyak omong dan ga bisa ngerem kalo ngomong ….